Cangkuang Rabbit's Farm dirintis sejak tahun 2000, sebelumnya peternakan ini hanya mengembangbiakan kelinci-kelinci lokal sebagai penghasil anak kelinci ataupun daging kelinci skala rumahan. CRF berlokasi di Desa Cangkuang tepatnya di Gg. Garuda Rt.04/03 Kec. Cangkuang. CRF juga mempunyai stand di Pasar Minggu di jalan Al-Fathu Soreang (jalan kantor Pemda Kabupaten Bandung.
Saat ini CRF memiliki sekitar 100 induk kelinci dari berbagai jenis, mulai dari kelinci lokal, Flam, Rex, Lion, Fuzzy Lop, Netherland Dwarf, Hotot, Dutch, Himalayan dan lain sebagainya (Stok terbatas). Saat ini kami rutin memasarkan anak kelinci lokal umur 1-1,5bln ke berbagai pengumpul (bandar) yang selanjutnya diedarkan ke daerah jakarta, Cirebon, Serang dan daerah lain sebagainya. Perkembangan perkelincian di Kabupaten Bandung yang kurang pesat baik pedaging maupun hias memotivasi kami untuk selalu berinovasi dalam melakukan pemasaran. Khususnya pedaging, kami merasakan cukup besar potensi yang bisa dikembangkan dalam bagian ini. Kandungan gizi daging kelinci yang cukup tinggi dan rasa daging yang lezat menjadi sebuah peluang bisnis yang cukup menjanjikan. Namun disamping itu, kendala yang di hadapi pun masih ada, diantaranya kurang populernya daging kelinci di masyarakat yang menggangap kelinci sebagai hewan peliharaan saja, dan terlalu sayang untuk di konsumsi, semakin berkurangnya stok kelinci pedaging dikarenakan para peternak beralih membudidayakan kelinci hias yang lebih menggiurkan dan kurangnya peran pemerintah setempat dalam mempopulerkan daging kelinci menjadi tantangan tersendiri yang harus segera diatasi.
Oleh Karena itu, kepada siapa saja yang mengunjungi blog ini dan mengaku sebagai pecinta kelinci ataupun peminat, mari kita lebih berdayakan kelinci menjadi alternatif peluang usaha khususnya kelinci pedaging. Kelinci adalah hewan ternak, memang sayang binatang yang lucu ini kita sembelih dan dijadikan konsumsi, tapi alangkah lebih baik kelinci-kelinci ini mati dengan "terhormat" (bermanfaat bagi manusia) daripada mati dikubur menjadi makanan cacing. Mari kita gali potensi daging kelinci sebagai alternatif pemenuhan gizi masyarakat khususnya anak-anak agar masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang lebih cerdas memalui pemenuhan gizi yang lebih baik.
Saya termasuk pecinta kelinci hias dan menyayangi kelinci layaknya binatang peliharaan lain (kucing dsb), tetapi menilik dari sisi lain, kelinci juga adalah hewan ternak seperti ayam, kambing dan sapi, sudah saatnya kita mensejajarkan kelinci sebagai hewan ternak.
Wassalam....